Review Film The Interpreter
Oleh: Hikmah Bima Odityo
“The gunfire around us makes it hard to hear. But the human voice is different from other sounds. It can be heard over noises that bury everything else. Even when it’s not shouting. Even if it’s just a whisper. Even the lowest whisper can be heard – over armies… when it’s telling the truth.”
Kurang lebih begitulah kutipan dari buku
“A Liberator’s Life: An Autobiography” yang dibacakan lantang oleh Edmond
Zuwanie sesaat setelah Silvia Broome merebut senjata dan menodongkannya ke
kepala Zuwanie.
Silvia Broome berasal dari keluarga yang menjadi
korban genosida rezim Dr. Zuwanie, Presiden Matobo yang berkuasa selama 23
tahun. Silvia bekerja sebagai penerjemah bahasa “Ku” untuk PBB yang merupakan
bahasa rakyat Matobo, salah satu daerah di Afrika. Suatu ketika Silvia berada di salah satu ruang kerjanya
dan secara tidak sengaja mendengar sebuah percakapan untuk membunuh Zuwanie yang
di tuduh telah melakukan pembantaian genosida.
Setelah
mengetahui percakapan perencanaan pembunuhan tersebut, Silvia merasa keamanan
dirinya semakin terancam. Ia sangat khawatir akan ada pihak yang berniat
mencelakai dirinya. Akhirnya, Secret
Service pun mengutus Tobin Keller untuk melindungi sekaligus
menyelidiki Silvia.
Di lain sisi, Keller mencurigai Silvia karena sempat menjadi oposisi politik Zuwanie yang menyebabkan kematian keluarganya. Bukan hanya itu saja, Keller pun menemukan bukti-bukti lain yang menunjukkan hubungan Silvia dengan sebuah organisasi global terselubung melalui foto-foto yang di dalamnya terdapat Silvia. Hal tersebut membuat Silvia sulit mempercayai Keller sebagai Agen yang bertugas untuk menyelamatkan jiwanya.
Alur cerita
semakin menegangkan ketika terjadi pengeboman sesaat setelah Silvia dan Agen
pelindungnya meninggalkan bus kota. Alur mencapai puncak disaat dilakukannya kunjungan
Zuwanie ke markas besar PBB disertai demonstrasi besar-besaran untuk melakukan
klarifikasi terhadap kejahatan yang ia lakukan demi menghindari indictment dari PBB. Film ini
ditutup dengan drama adegan pembunuhan Zuwanie yang penuh teka teki.
Film bergenre thriller
politik ini menyajikan cerita yang menarik dan tak terduga. Film yang bercerita
tentang upaya diplomasi, agen rahasia, kejahatan dan keamanan internasional,
serta terorisme dan organisasi rahasia ini memiliki side story yang cukup menarik. Dr. Zuwanie, seseorang yang pernah
dihormati karena liberasi-nya untuk mencapai kemerdekaan, akhirnya dibawa ke
ICC (International Criminal Court)
untuk di hukum dengan tuntutan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
No comments: