Sinar Pembunuh Kegelapan
![]() |
Penulis : Ardhi Ridwansyah |
Terjerembap ke dalam jurang.
Jurang yang amat gelap.
Gelapnya begitu pekat
Pekat hingga mata sulit melihat.
Melihat kehidupan yang penuh nestapa.
Nestapa hati nan kian membuncah.
Membuncah seperti nafsu yang bergejolak.
Bergejolak karena nalarnya mengerdil.
Mengerdil berarti mengisut
Mengisut bagai tanaman yang lesu
Sebab tak di beri pupuk, air,
dan hangatnya sinar mentari.
Dalam kegelapan
Muncul sinar yang begitu mencerahkan.
Bukan kunang-kunang ataupun terbitnya sang surya.
Sinar itu kian dekat ke arahku.
Gemetar raga ini.
Sinarnya menyilaukan mata.
Dia bergerak secara perlahan
Detik demi detik
Semakin dekat.
Kilaunya membunuh kegelapan
Kegelapan yang bersemayam
Bersemayam dalam hati dan pikiran.
Pikiranku tercerahkan, hatiku jadi damai.
Aku bertanya, "Wahai sinar siapakah engkau sebenarnya?"
Sinar menjawab, "Aku buku."
No comments: