Aktentas
![]() |
Penulis: Fauzie Nur Ramadhan |
Malam tidak pernah mengutuk pagi yang datang
Pagi tidak pernah mengutuk siang yang terik
Siang tidak pernah mengutuk senja yang lebih menawan
Senja tidak pernah mengutuk malam yang menggantikannya
Kemarin bibit itu disemai dengan harap yang dipupuk
Hari ini sudah mulai tumbuh meninggi mencari mentari
Esok tiba-tiba menghasilkan sebuah senyum yang dirindukan kelak
Kemudian tawa itu hilang, yang teringat hanya ketika mimpi buruk datang
Di ujung jalan, hanya tersisa sisi gelap di hari kemarin
Di ujung jalan, lorong yang sempit itu terlihat sempit dan kelam
Di ujung jalan, mentari malu-malu hingga malam tak kunjung usai
Di ujung jalan, masa lalu terasa menjadi oase padang pasir
Sedangkan, detik yang berlalu itu sudah tidak sabar membawa sebuah angan
Sedangkan, jejak langkah itu tak ubahnya sebuah catatan supaya tidak tersesat
Sedangkan, tulisan di lembaran kertas itu bentuk rindu yang enggan terkikis
Sedangkan, sorot mata tajam itu berbekas sangat dalam mengajak kembali pulang
Sepucuk surat tersimpan rapat di antara rak buku yang berantakan
Separuh rasa mengendap mesra di tengah waktu yang hampa
Selama musim hujan aroma mesra tercium menawan
Seperti hari pertama bertemu yang tak terlupa
Aku tidak pernah mencari engkau, engkau tidak pernah mencari aku
Pagi tidak pernah mengutuk siang yang terik
Siang tidak pernah mengutuk senja yang lebih menawan
Senja tidak pernah mengutuk malam yang menggantikannya
Kemarin bibit itu disemai dengan harap yang dipupuk
Hari ini sudah mulai tumbuh meninggi mencari mentari
Esok tiba-tiba menghasilkan sebuah senyum yang dirindukan kelak
Kemudian tawa itu hilang, yang teringat hanya ketika mimpi buruk datang
Di ujung jalan, hanya tersisa sisi gelap di hari kemarin
Di ujung jalan, lorong yang sempit itu terlihat sempit dan kelam
Di ujung jalan, mentari malu-malu hingga malam tak kunjung usai
Di ujung jalan, masa lalu terasa menjadi oase padang pasir
Sedangkan, detik yang berlalu itu sudah tidak sabar membawa sebuah angan
Sedangkan, jejak langkah itu tak ubahnya sebuah catatan supaya tidak tersesat
Sedangkan, tulisan di lembaran kertas itu bentuk rindu yang enggan terkikis
Sedangkan, sorot mata tajam itu berbekas sangat dalam mengajak kembali pulang
Sepucuk surat tersimpan rapat di antara rak buku yang berantakan
Separuh rasa mengendap mesra di tengah waktu yang hampa
Selama musim hujan aroma mesra tercium menawan
Seperti hari pertama bertemu yang tak terlupa
Aku tidak pernah mencari engkau, engkau tidak pernah mencari aku
Kita, dipertemukan.
No comments: