Gugur Di Bulan Tujuh
![]() |
Penulis : Bias |
Jika hujan malam ini tidak berhenti, tentu aku akan sangat basah
Namun tidak menggigil, aku diselimuti kehangatan
Gelap kurasa, kututup mataku, hanya belum sama
Desiran kantuk menghujam bukan alasan, juga bukan lelah
Terdengar suara kidung di luar sini, merdu sekali, kubalas keberadaanku
Tak payah harus mengunyah, aku kenyang, sungguh kenyang
Belum sesak sikuku untuk meraih, tak dapat lutut mampu menumpu,
kakiku di langit-langit kepalaku ditarik paksa
Entah, rembulan begitu terik, panas kurasa, menetes keringatku
Tanah ini bukan bukan tanah yang dihujani semalam,
begitu kering wilayah ini, hanya aku, selimut basah, dan kotak kardus di teras rumah
Kuteriaki suara kidung yang dulu menemaniku, mataku terbuka, gelap,
ini malam selanjutnya, rembulan itu begitu jelas kini, tapi tidak hangat
Aku bergerak di jalan senyap. tak ada angin. Tak ada nyamuk. Tak ada kunang-kunang.
Setapak. Lurus. Berundak. Di antara pohon-pohon Mojo. Langit semu. Bulan enggan menampak.
Bayang bayang mata di sisi sisi melambai seakan tanda tanya.
Aku ini apa. Aku ini siapa. Aku ini bualan. Aku ini cacian.
Aku tak tahu. apakah besok masih bisa bergerak. Sendiri.
Sunyi. Kelam. Gelap. Gelap. Gelap. Cahaya. Cahaya. Samar-samar. Hilang.
Aku tidak pergi. Tapi ini tempat yang berbeda.
Ya Allah. Aku pulang.
*Penulis bernama Bias, saat ini sedang menempuh pendidikan Pascasarjana UNS. Bias dapat disapa melalui akun IG @bias__winduargo
No comments: